This is featured post 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pondok Pesantren BAHRUL ULUM

0 komentar

Pondok Pesantren BAHRUL ULUM, Tambakberas, Jombang Jawa Timur
Dari Ulama sampai Politikus

   Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) didirikan oleh KH. Abdus Salam seorang keturunan raja Majapahit, pada tahun 1838 M di desa Tambakberas, 5 km arah utara kota Jombang Jawa Timur. Banyak cerita yang mengisahkan kenapa KH. Abdus Salam seorang keturunan ningrat, bisa sampai ke desa kecil yang kala itu masih berupa hutan belantara penuh dengan binatang buas dan dikenal sebagai daerah angker.
    KH. Abdus Salam meninggalkan kampung halamannya menuju Tambakberas untuk bersembunyi menghindari kejaran tentara Belanda. Bersama pengikutnya ia kemudian membangun perkampungan santri dengan mendirikan sebuah langgar (mushalla) dan tempat pondokan sementara buat 25 orang pengikutnya. Karena itu, pondok pesantren itu juga dikenal pondok selawe (dua puluh lima).Perkembangan pondok pesantren ini mulai menonjol saat kepemimpinan pesantren dipegang oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah, cicit KH. Abdus Salam. Setelah kembali dari belajar di Mekkah, ia segera melakukan revitalisasi piondok pesantren. Ia yang pertama kali mendirikan madrasah yang diberi nama Madrasah Mubdil Fan. Ia juga membentuk kelompok diskusi Taswirul Afkar dan mendirikan organisasi Nahdlatul Wathon yang kemudian dideklarasikan sebagai organisasi keagamaan dengan nama Nahdlatul Ulama (NU). Deklarasi itu ia lakukan bersama dengan KH. Hasyim Asy’ari dan ulama lainnya pada tahun 1926.
    Nama Bahrul Ulum itu tidak muncul saat KH. Abdus Salam mengasuh pesantren tersebut. Nama itu justru berasal dari KH. Abdul Wahab Hasbullah. Ia memberikan nama resmi pesantren pada tahun 1967. Beberapa tahun kemudian pendiri NU ini pulang ke rahmatullah pada tanggal 29 Desember 1971.
    Mulai tahun 1987 kepemimpinan pondok pesantren dipegang secara kolektif oleh Dewan Pengasuh yang diketuai oleh KH. M. Sholeh Abdul Hamid. Mereka juga mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang diketuai oleh KH. Ahmad Fatih Abd. Rohim. Para kiai yang mengasuh PP Bahrul Ulum itu diantaranya, KH. M. sholeh Abdul Hamid, KH. Amanullah, KH. Hasib Abd. Wahab,
    Dibawah kepemimpinan KH. M. Sholeh, PPBU mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin membludaknya santri yang belajar di pondok pesantren yang telah banyak menghasilkan ulama dan politisi.KH. Abdurrahman Wahid mantan presiden ke 4 RI juga alumni pesantren yang sering kedatangan tamu dari pemerintah pusat ini. Santri yang belajar di PPBU tidak hanya datang dari daerah Jombang saja tapi juga dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan juga dari Brunei Darussalam dan Malaysia.
    Sampai tahun 2003 ini PPBU dihuni hampir 10.000 santri. Untuk menampung santri, pesantren membuat asrama dalam komplek-komplek pemukiman yang terpisah-pisah, tetapi tetap dibawah pengawasan pondok induk. Dan setiap kompek diawasi dan diasuh oleh seorang kiai. Komplek-komplek tersebut meliputi; komplek pondok induk Al-Muhajirin I, II, III dan IV, Al-Muhajiraat I, II, III dan IV, As-Sa’idiyah putra, As-Sa’idiyah putri, Al-Muhibbin I dan II, Ar-Roudloh, Al-Ghozali, Al-Hikmah , Al-wahabiyah, Al-Fathimiyah, Al-Lathifiyah I dan II dan an-Najiyah.
    Seiring dengan perkembangan pesantren yang semakin pesat, pengelolaan pesantren dilakukan secara profesional. Kegiatan pesantren sehari-hari tidak langsung ditangani oelh pengasuh. Tetapi diserahkan kepada pengurus Bahrul Ulum yang terdiri dari para Gus dan Ning (putra kiai), ustadz, ustadzah dan santri senior. Untuk operasionalnya dibentuk bidang-bidang dengan distribusi tugas secara teratur.
    Selain itu, santri juga bisa mengikuti berbagai organisasi penunjuang dalam lingkungan pesantren seperti, Jam’iyyah Qurro’ wa; Huffadh (JQH), Forum Kajian Islam (FKI), Corp Dakwah Santri Bahrul Ulum (CDS BU), Koppontren Bahrul Ulum, OSIS ada disetiap sekolah dan madrasah., Keluarga Pelajar Madrasah Bahrul Ulum, Organisasi Daerah (ORDA) organisasi ini merupakan wadah santri menurut asal daerah santri, Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (SM STT).
    Kegiatan belajar santri PPBU dalam kesehariannya sangat variatif dan diklasifikasikan menurut jenjang pendidikannya masing-masing. Namun secara umum pengajian kitab salaf (literatur klasik) sangat menonjol. Disamping itu, santri juga diwajibkan mengikuti Madrasah Al-qur’an dan Madrasah Diniyah. Prgram takrorud durus (jam wajib belajar) waktunya ditetapkan oleh pengurus harian Bahrul Ulum.
    PPBU juga menyelenggarakan kegiatan sosial seperti, sunatan massal, bakti sosial, penyuluhan masyarakat, pengiriman dai ke daerah-daerah tertinggal, panti anak yatim dan lain sebagainya.
    Sebagai kaderisasi pesantren, agar kelangsungan pendidikan agama tetap berjalan dan tidak mengalami kemunduiran apalagi sampai pesantren mengalami bubar, para pengasuh mengirimkan putra-putri belajar ke pesantren lain juga menimba ilmu di perguruan tinggi, seperti putra KH. M. Sholeh ada yang dikirim belajar ke pesantren Lirboyo Kediri.
    Penyelenggaraan Pendidikan
    Pondok Pesantren Bahrul Ulum secara umum menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal. Untuk pendidikan formal mengacu pada kuriklum DEPAG dan DIKNAS. Adapun yang mengikuti kurikulum DEPAG, meliputi MI (Madrasah Ibtidaiyah) Bahrul Ulum, MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) Bahrul Ulum, MTs (Madrasah Tsanawiyah) Bahrul Ulum, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Bahrul Ulum dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Bahrul Ulum. Sedangkan pendidikan fromal yang mengikuti kurikulum DIKNAS meliputi, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bahrul Ulum, Sekolah Menengah Umum (SMU) Bahrul Ulum dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tehnik Bahrul Ulum.
    Walaupun kegiatan pendidikan formal sangat padat, namun pengajian dan pendidikan kitab salaf tetap sangat dipentingkan. Dan sistem tradisional seperti sorogan, bandongan , wkton, takhassus, takror, tahfidh dan tadarrus tetap dipertahankan. Adapun jenjang pendidikan salaf meliputi TK, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Ibtidaiyah Program Khusus, Madrasah Diniyah, Madrasah Al-Qur’an, Madrasah Mu’allimin / Mu’allimat Atas dan Madrasah I’dadiyah Lil Jami’ah.
    Selain itu PPBU dalam ikut mengembangkan minat dan bakat para santri juga memberikan kegiatan ekstra kurikuler, seperti majalah pesantren Menara, Marching Band, komputer, menjahit, elektronika, seni hadrah, seni qasidah, tata busana, tata boga, bela diri, pramuka, palang merah remaja (PMR), unit kesehatan sekolah (UKS) dan karya ilmiyah remaja. Disamping itu, pesantren juga menyelenggarakan pelatihan dan kegiatan ekstra keagamaan seperti pelatihan jurnalistik, bahasa asing, penelitian, kepemimpinan, kepustakaan, keorganisasian, advokasi masyarakat, kewirausahaan, manasik haji, seni baca Al-Qur’an , khutbah, pidato, bahtsul masail, diba’iyyah dan lain sebagainya. (depag/mus)

History of MAN Tambakberas Jombang

0 komentar

Sejarah MAN Tambakberas Jombang

Rintisan awal berdirinya MAN Tambakberas Jombang, telah dimulai sejak tahun 1954, dengan nama Madrasah Mu’alimin (Mu’allimat) Atas 4 tahun atau MMA yang didirikan oleh para Ulama dan diprakarsai oleh Al-Maghfurlah KH. Fatah Hasyim. Ciri khas utama MMA adalah merupakan lembaga pendidikan Pondok Pesantren dengan mengutamakan kajian kitab-kitab kuningnya dan berada di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur.
Seiring dengan perhatian Orang Tua / Wali murid  dari tahun ke tahun semakin bertambah pesat, ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa-siswi yang berdatangan dari berbagai penjuru Indonesia, pemikiran-pemikiran inovatif terus dilakukan. Untuk peningkatan mutu, dimunculkan gagasan menambah masa studi, dari 4 tahun menjadi 6 tahun, dan diberi nama Madrasah Mu’allimin Muallimat Atas 6 Tahun (MMA).
Seiring dengan kemajuan Madrasah dan tuntutan peningkatan mutu pendidikan nasional, maka pada tahun 1969 berdasarkan SK. Menag No. 23 Tanggal 4 Maret 1969, Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Atas di Negerikan dengan perubahan kelas 1, 2, 3 menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTsAIN), dengan kepala sekolah Bapak Drs. H. Moh. Syamsul Huda As, SH., dan kelas 4, 5, 6 menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN), dengan kepala Al Maghfurlah KH. Al Fatich Abd. Rohim.
Pada tahun 1980, MAN memiliki 3 (tiga) program jurusan, yaitu: program Agama, IPA dan IPS.  Pada tahap berikutnya, muncul kebijakan baru dari Depag RI yang menghapus program Agama, maka MAN Tambakberas merespon perubahan itu dengan mengganti program baru, yaitu bahasa. Sampai sekarang ini MAN Tambakberas Jombang membuka program jurusan Bahasa, IPA (kelas Unggulan, Reguler, dan program ketrampilan)  dan IPS.
Dalam perkembangan berikutnya, agar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) benar-benar dapat melaksanakan kurikulum Depag RI secara penuh dan  Madrasah Mu’allimin Mu’allimat atas (MMA) tetap berjalan sesuai ciri khas utama Pondok Pesantren, yaitu kurikulum yang lebih banyak memporsikan kajian kitab-kitab kuning, maka Madrasah ini dipisahkan menjadi MMP dan MTsAIN (setingkat SLTP) dan MMA dan MAAIN (setingkat SMA). Dengan adanya pemisahan ini maka MAN Tambakberas Jombang dapat lebih fokus dalam pembinaan dan menjadi semakin berkembang hingga saat ini.
Pada tahun 1980 terjadi alih tugas kepimpinan, Bapak KH. Ach. Al Fatich Ar. ditugaskan menjadi kepala MTsAIN dan Bapak Drs. KH. Moh. Syamsul Huda As. SH menjadi kepala Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) yang sekarang menjadi MAN (Madrasah Aliyah Negeri).
Pada tahun 1980, MAN memiliki 3 (tiga) program jurusan, yaitu: program Agama, IPA dan IPS.  Pada tahap berikutnya, muncul kebijakan baru dari Depag RI yang menghapus program Agama, maka MAN Tambakberas merespon perubahan itu dengan mengganti program baru, yaitu bahasa. Sampai dengan sekarang ini MAN Tambakberas Jombang memiliki program jurusan: Bahasa, IPA (kelas Unggulan, Reguler, dan program ketrampilan)  dan IPS.
Hingga saat ini MAN Tambakberas telah melalui 5 periode kepemimpinan, beliau adalah:
1.    Bapak KH Ach. Alfatich AR. (Alm)
2.    Bapak Drs. KH  Moh. Syamsul Huda AS, SH, M.Hi.
3.    Bapak Drs. H. Abd. Madjid.
4.    Bapak Drs. H. Moh. Azam, M.Sc.
5.    Bapak Drs. H. Ahsan Sutari, M.Pd.

Film Drama Indonesia

0 komentar

Love Story

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Love Story

Poster film
Sutradara Hanny R. Saputra
Produser Chand Parvez Servia
Penulis Armantono
Pemeran Acha Septriasa
Irwansyah
Henidar Amroe
Reza Pahlevi
Maudy Koesnaedi
Donny Damara
Reza Rahadian
Bella Graceva
Anbo
Musik oleh Anto Hoed
Melly Goeslaw
Distributor Starvision
Tanggal rilis 27 Januari 2011
Negara Indonesia
Love Story adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 27 Januari 2011 dengan disutradarai oleh Hanny R. Saputra yang dibintangi oleh Acha Septriasa dan Irwansyah.

Daftar isi

[sembunyikan]

Sinopsis

Ranti dan Galih (Acha Septriasa-Irwansyah) selalu bersama-sama sejak belia, kebersamaan yang akhirnya menyemaikan cinta di hati mereka. Di daerah ini tidak ada sekolah, sehingga Ranti dan Galih harus melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk bersekolah melewati tempat-tempat yang terjal dalam terik dan hujan. Ranti dibantu Galih membuat patung kayu seorang guru, Ranti bercita-cita menjadi guru di desanya. Galih bertekad untuk merealisasikan mimpi Ranti.
Ranti dan Galih mulai menginjak usia remaja dan keduanya seperti tak terpisahkan. Akan tetapi adat masyarakat melarang Galih dan Ranti untuk bersatu. Ada kepercayaan kalau dari desa Galih dan desa Ranti yang terpisahkan sungai menikah, akan mengakibatkan bencana. Keduanya berpisah ketika Galih harus ikut orang tuanya (Maudy Koesnaedi dan Donny Damara) pindah ke kota. Sejak saat itu, tahun demi tahun dilalui Ranti tanpa Galih. Penantian cinta Ranti dilewatkan sambil mengajar di alam bebas ditemani Pengkor (Reza Rahadian), berharap satu ketika Galih akan kembali.
Setelah bertahun-tahun Ranti menunggu, akhirnya Galih kembali. Galih datang untuk mewujudkan impian mereka. Galih ingin membangun sebuah sekolah untuk Ranti mengajar, lengkap dengan kincir air untuk sumber energi listrik. Ranti dan Galih sadar kalau mereka tak terpisahkan. Tetapi masyarakat segera mengucilkan mereka justru karena Galih melamar Ranti. Galih habis-habisan berusaha mewujudkan pembangunan sekolah. Galih mengisi hari-harinya dengan kerja tanpa kenal waktu, sedangkan Ranti disekap oleh ayahnya (Reza Pahlevi) sedangkan nenek Ranti (Henidar Amroe) tidak kuasa menolong Ranti karena takut terjadi kutukan. Sampai akhirnya Galih mulai didera sakit. Penduduk menganggap sakitnya Galih, seperti juga meninggalnya Wage, siswa yang celaka saat pergi sekolah dengan mengambil jalan pintas, adalah sebagai akibat pelanggaran adat.
Galih bersikeras dengan perlawanannya, namun di saat yang sama sakitnya semakin parah. Perjuangan cinta mereka ternyata sulit menyentuh hati masyarakat. Penyakit Galih sudah sedemikian parah, Ranti tidak bisa merawatnya karena terus didera dan disekap. Akhirnya sebuah sekolah berdiri lengkap dengan kincir air. Kekuatan cinta Galih dan Ranti meluruskan pandangan keliru yang melarang dua hati untuk bersatu.[1]

Pemeran

  • Acha Septriasa - Ranti
  • Irwansyah - Galih
  • Reza Pahlevi - Ayah Ranti
  • Henidar Amroe - Nenek Ranti
  • Reza Rahadian - Pengkor
  • Maudy Koesnaedi - Ibu Galih
  • Donny Damara - Ayah Galih

Lagu tema

"Love Story"
Love Story album.jpg
Singel oleh Melly Goeslaw
dari album Dancing In The Silence
Format CD single, digital download
Direkam Indonesia
Genre pop
Label Aquarius Musikindo
Pencipta Melly Goeslaw
Produser Melly & Anto Hoed
Melly Goeslaw singel Melly Goeslaw
"Yuk Kita Jadian"
(2011)
"Love Story"
(2011)

Kronologi Irwansyah
"Kutunggu Jandamu"
(2008)
"Love Story"
(2011)
"Miss You" duet dengan Zaskia Sungkar
(2011)
Lagu tema film ini dinyanyikan oleh Melly Goeslaw yang berduet dengan Irwansyah, diambil dari album Melly yang berjudul Dancing In The Silence.

Referensi

  1. ^ Laman Love Story, diakses pada 12 Januari 2011

Pranala luar

Diplomasi di Indonesia

0 komentar

2011, Diplomasi Indonesia Lebih Aktif Secara Global

Menlu Marty Natalegawa (Foto: Getty Images)
Menlu Marty Natalegawa (Foto: Getty Images)
JAKARTA - Dalam pernyataan pers tahunan menteri luar negeri 2011 di Ruang Nusantara, Kemenlu, Jakarta Pusat, Jumat (7/1/2011), Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyiratkan Indonesia akan lebih aktif lagi dalam percaturan politik secara global.

Sebelumnya sepanjang tahun 2010, diplomasi Indonesia dipenuhi dengan keterlibatan di berbagai forum multilateral seperti PBB, GNB, Kelompok 77, OKI, APEC serta G-20. Indonesia juga aktif dalam forum regional seperti ASEM (Asia dan Eropa), FEALAC (Asia dan Amerika Latin) dan tidak ketinggalan NAASP (Asia dan Afrika).

Menteri memaparkan, Indonesia sepanjang tahun 2010 senantiasa konsisten untuk memperjuangkan kepentingan nasional, kepentingan negara berkembang dan kepentingan masyarakat global di forum PBB.

Dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian internasional, Indonesia di tahun 2010 memainkan peran sentral dalam isu perlucutan senjata nuklir guna mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir. 
Aktifnya Indonesia dalam isu ini, dibuktikan dengan peran utama yang dimainkan Indonesia dalam Gerakan Non Blok (GNB).

Pada NPT Review Conference di bulan Mei 2010, Indonesia terlibat penuh hingga konferensi tersebut dapat menghasilkan kesepakatan akhir. 

Keputusan Indonesia untuk memulai proses ratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Iju coba Senjata Nuklir/ CTBT telah mendapatkan sambutan sangat positif oleh masyarakat internasional. 
Pada tahun ini Indonesia berencana dapat merampungkan proses ratifikasi traktat tersebut dan mendorong berbagai pihak agar traktat CTBT dapat segera diimplementasikan.

Pada tahun 2011, Indonesia akan terus berperan aktif dalam beberapa agenda perlucutan senjata, antara lain pada konferensi kaji ulang Konvensi Senjata Biologi. 
(faj)

Berita Terkait : Indonesia

Diplomasi Indonesia dengan Jepang

0 komentar

Diplomasi Hati ke Hati Jepang-RI

Foto : Dubes Yoshinori Kantori (Aulia Akbar okezone.com)
Foto : Dubes Yoshinori Kantori (Aulia Akbar okezone.com)
JAKARTA - Duta Besar Jepang untuk Indonesia yang baru Yoshinori Kantori menyatakan senang saat berkunjung ke Indonesia. Dia kagum atas keramahan orang Indonesia, ini merupakan bukti hubungan Indonesia dan Jepang baik baik saja.

Indonesia juga merupakan negara yang sangat bersimpati terhadap Jepang ketika Jepang tengah mengalami bencana tsunami dan gempa pada 11 Maret lalu.

"Jepang sangat bangga memiliki Indonesia yang hadir sebagai mitranya," menurut Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Kantori saat perkenalannya bersama wartawan di Jakarta, Jumat (10/6/2011).

Dubes Yoshinori juga akan menjalin hubungan "hati ke hati" yang merupakan doktrin dari Perdana Menteri Fukuda pada tahun 1977.

Dubes Yoshinori mengaku dirinya saat ini masih mempelajari Bahasa Indonesia.
"Saya masih belajar Bahasa Indonesia dan ingin mengenal jauh Indonesia serta ingin mengujungi beberapa kota dan tempat terindah di Indonesia," lanjut Duta Besar Yoshinori.

Sebelumnya, Dubes Yoshinori hanya bisa melihat Indonesia di peta. Dirinya sadar wilayah Indonesia lima kali lipat lebih besar dari Jepang, terdiri dari banyak pulau dan banyak suku. Kini sesampainya di Indonesia, dia benar-benar menyaksikannya.(rhs)

Berita Terkait : jepang

 

Diplomasi hidup © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers