English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Seni Tari Kalimantan Selatan

 kuda ginjah
Malam minggu tadi (4 April 2009), kebetulan ada waktu untuk melakukan pemotretan foto stage tari kreasi tradisional Kalimantan Selatan. Acaranya sendiri dilakukan oleh Perpekindo, dalam rangka reuni akbar dan pagelaran tari oleh sanggar tari yang kini sudah berusia 50 tahun tersebut. Acaranya lumayan meriah, dilaksanakan di Taman BudayaBanjarmasin. Satu-satunya kritikan adalah tempat yang ventilasinya sangat kurang, sehingga serasa menonton pagelaran tari di sauna. Lumayanlah..berkeringat.
Ohya, bagi yang belum pernah menonton pagelaran tari, sekali-kali perlu dicoba deh. Saya juga dulu sangat malas nonton pagelaran tari waktu ditayangkan di televisi(waktu kecil adanya cuman TVRI). Daripada nonton tari tradisional, mending baca buku apa aja. Tapi pendapat saya ini berubah 180 derajat pada suatu kesempatan. Waktu zaman masih kuliah dulu, saya berkesempatan diajak orang tua keBali. Nah disinilah pertama kali menghadiri pagelaran tari. Waktu itu yang dipertunjukkan adalah tari Barong. Pertamanya…yah agak malas-malasan juga nonton. Tapi ternyata pertunjukkannya mengasyikkan. Tarinya meskipun tradisional, ternyata menarik dilihat, dinamis dan punya daya magis, diselingi humor juga. Dari sini saya mulai menyukainya pertunjukkan serupa.
Mulai tahun kemarin, diiringi hobi fotografi, saya tidak hanya menonton, tapi juga berusaha mengabadikannya. Bahkan untuk tahun 2009 juga, perusahaan saya telah memilih tema tari tradisional sebagai tema kalender. Kebetulan saya yang waktu itu bertugas mendampingi fotografer profesional, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk turut memotret. Namun tentu saja tidak seperti pagelaran tari, kegiatan ini hanya mengambil momen-meomen tertentu saja.
Kembali ke acara Perpekindo, ada beberapa tari yang dipertunjukkan yaitu radap rahayu, balatik, japin hadrah, maantang gandut, tari kuda ginjah. Menarik minat saya untuk sedikit berkhayal dimasa lalu adalah tari kuda ginjah. Tarian dinamis yang menggambarkan kawanan kelompok kuda liar ini membuat saya berpikir, apakah di zaman dulu banyak kuda terdapat di banua? Bagaimana para seniman bisa menggambarkan sifat dan tingkah laku kuda dipadangrumput, jika dulu tidak ada kuda disini. Satu-satunya ingatan tentang kuda adalah waktu kecil dulu saya pernah melihat banyak kuda di daerah Binuang, Kabupaten Tapin. Tapi sekarang sudah tidak terlihat lagi…atau saya yang kurang tau? By the way, paling tidak saya dapat menyimpulkan tarian daerah kita juga sangat menarik untuk ditonton. ***

Advertisement

0 komentar:

Posting Komentar

 

Diplomasi hidup © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers